pengunaan huruf miring, tanda (.) , dan tanda (,)

     

Pengunaan huruf miring, tanda (.) , 

dan tanda (,)



        Penggunaan Huruf Miring Penggunaan huruf miring dalam Ejaan Yang Disempurnakan dalam ketikan menggunakan jenis huruf italic. Jika ditulis dengan tulisan tangan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi. Berikut ini kaidah penggunaan huruf miring

1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk mengkhususkan atau menegaskan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. 

Contoh: Mahasiswa sedang ujian skripsi

Huruf miring digunakan untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. 

Contoh: Setiap hari bapak membaca koran Kompas

3) Judul makalah, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik. 

4) Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia, seperti bahasa daerah dan bahasa asing. 

Contoh: Istilah symbolic violence dikenalkan oleh Pierre Bourdieu.\


5) Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia tidak ditulis miring. 

Contoh: Registrasi mahasiswa baru dilaksanakan pada bulan Jc. Penggunaan Huruf Cetak Tebal

 Huruf cetak tebal digunakan untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.

 Contoh: Judul : 

BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI 

Bab : BAB I SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA 

Bagian bab : 

A. Sejarah Bahasa Indonesia 

B. Perkembangan Bahasa Indonesia


 Huruf cetak tebal digunakan untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi dalam kamus. 

Contoh: Abad n 1 masa seratus tahun: ….; 

2 jangka waktu yang lamanya seratus tahun...; 

3 zaman (yang lamanya tidak tentu); 

4 masa yang kekal, tidak berkesudahan; 

Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak tebal diberi garis bawah ganda.


d. Tanda Baca Seorang penulis harus tepat menggunakan tanda baca dalam tulisannya. Berikut ini berbagai macam aturan penulisan tanda baca yang harus diperhatikan ketika menulis. 

1) Penggunaan Tanda Titik (.)

a) Tanda titik digunakan pada akhir kalimat berita.

Contoh: Anak itu sedang menunggu angkutan umum. 

b) Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat sudah berakhir dengan tandatitik, tanya, dan seru.

Contoh: Guru berkata, ”Tolong tutup pintu itu!”


Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Contoh: 15.30.05 jam (15 jam , 30 menit, 05 detik)


d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. 34 | Bahasa Indonesia Contoh: pukul 23.00.00


e) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keterangan pagi, siang, sore, atau malam. Contoh: pukul 05.00 pagi


f) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi, siang, atau malam. Contoh: pukul 15.20


g) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Contoh: Kuliah umum itu mengundang 1.115 peserta.


h) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit. Contoh: Gumperz, John J. 1992. Discourse Strategy. Cambridge: Canmbridge University Press.

i) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Contoh: Nomor plat kendaraannya AB 1692 RE

 j) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, nama bab, subbab, tabel, dan sebagainya. 

Contoh: Pola Interaksi Dosen dan Mahasiswa BAB I PENDAHLUAN

Latar Belakang Masalah Tabel 

1: Kesalahan Diksi Lampiran 

3: Instrumen Kesalahan Kalimat 


2) Penggunaan Tanda Koma (,) Bahasa Indonesia |

a) Tanda koma digunakan dalam suatu perincian atau pembilangan (minimal tiga unsur) Contoh: Kami memerlukan piring, sendok, dan garpu.


b) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh: Siti Badilah, M.A. Dr. Nadhifa F.A., M.Si.

c) Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 162, 5 cm Rp1.650,55


d) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali. Contoh: Semua peserta seminar masuk ruang ini, kecuali panitia.


e) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Contoh: Jika tidak ada halangan, saya akan datang pada acara itu.


f) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Contoh: Saya akan datang pada acara itu jika tidak ada halangan

g) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: Banyak hal yang belum dikerjakan, misalnya, membuat proposal, seminar, dan menyusun laporan.


h) Tanda koma dipakai di belakang penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, oleh sebab itu, dan meskipun demikian. Kata hubungtersebut terletak di awal kalimat dan tidak boleh ditempatkan pada awal paragraf. Contoh: Orang tuanya memiliki kekuasaan di kampung itu. Meskipun demikian, anak itu tidak mau sewenang-wenang memanfaatkan kekuasaan orang tuanya.


i) Tanda koma dipakai untuk memisahkan o, ya, wah, aduh, dan kasihan. Contoh: Kasihan, semua data di komputernya terkena virus


j) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat. Contoh: Sudah selesai, Mas?


k) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Paman berkata, ”Nenek ke mana?” 

l) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: “Siapa nama kamu?” tanya Lina.

m) Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Bpk. Ujang Juhari, Karangpawitan, Karawang. Kajur PBSI, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.


n) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Gumperz, John J. 1992. Discourse Strategy. Cambridge: Canmbridge University Press.


o) Tanda koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. Contoh: Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25. 


p) Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Setelah menggingit, nyamuk tersebut akan meninggalkan plasmodium. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR IKLAN

Bill Gates – cerita inspiratif 4 (kegiatan Literasi)

BAB 2 kelas 8. PENGERTIAN IKLAN , POSTER, dan SLOGAN