Pembentukan KATA

 Kata Kata merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri dengan makna yang bebas. Kata terdiri atas kata dasar dan kata berimbuhan. Dalam istilah linguistik, kata dasar diartikan sebagai dasar dari pembentukan kata yang lebih besar. 

Kata dasar merupakan jenis kata yang dapat berdiri sendiri dan tersusun atas morfem atau gabungan morfem.

 Contoh kata dasar antara lain: makan, mandi, sapu, cantik, tampan, hormat, dll. 

Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah diberi imbuhan, baik itu awalan, sisipan, akhiran, maupun awalan-akhiran. Terkadang pemberian imbuhan tersebut memengaruhi perubahan makna pada kata turunan. Nama lain dari kata berimbuhan adalah kata turunan. 

Kata dasar berubah menjadi kata berimbuhan melalui proses morfologis. Proses ini dapat mengubah kategorisasi kata dari kelas tertentu ke kelas lain. Contoh kata berimbuhan yaitu, memakan, makanan, memandikan, bermandikan. menyapu, kecantikan, ketampanan, menghormati, terhormat. 

Setelah memahami konsep kata, selanjutnya kita akan membahas proses pembentukan kata melalui proses morfologis

Pembentukan Kata Berimbuhan/ Turunan 

Pembentukan kata berimbuhan/ turunan terjadi melalui proses morfologis. Terdapat tiga proses morfologis yaitu proses afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.

Afiksasi (prefiks, infiks, sufiks, konfiks)

Salah satu bidang kajian bahasa adalah morfologi yaitu pembentukan kata. Proses pembentukan kata ini melalui proses afiksasi. Harimurti (2007:28) mengemukakan afiksasi merupakan proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Afiksasi terdiri atas: a) Prefiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal bentuk kata dasar. Prefiks sering disebut pula awalan. Prefiks atau awalan antara lain: {meN-}, {ber-}, {ter-}, {pe-}, {per-}, {di-}, dan {se-}. Perhatikan contoh berikut! 

Prefiks Kata dasar Kata bentukan meN- Dorong Mendorong ber- Bisnis Berbisnis ter- Tarik Tertarik pe- nikmat Penikmat per- budak Perbudak di- tahan Ditahan se- cerdas Secerdas


 Infiks yaitu sisipan yang ditambahkan pada bagian tengah bentuk kata dasar. Infiks antara lain: {-el-}, {-er-}, {-em-}, dan {-in-}. Perhatikan contoh berikut. Infiks Kata dasar Kata bentukan -el- tapak Telapak -er- gerlap Gemerlap -em- Tali Temali -in- sambung Sinambung


 Konfiks yaitu imbuhan yang ditambahkan pada awal dan akhir bentuk kata dasar. Contoh konfiks antara lain: {ke-an}, {peN-an}, {per-an}, {ber-an}.

Perhatikan proses pembentukan kata berikut! Konfiks Kata dasar Kata bentukan ke – an keluarga Kekeluargaan peN – an dingin Pendinginan per – an kampung Perkampungan ber – an lari Berlarian meN – kan alih Mengalihkan


Reduplikasi (Pengulangan) 

    Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan maupun sebagian. Reduplikasi adalah proses pembentukan kata kompleks dengan cara pengulangan bentuk kata. Jenis kata ulang sebagai berikut.

 1) Kata ulang utuh/dwilingga adalah pengulangan seluruh bentuk dasar. 

Contoh: tamu-tamu, mobil-mobil, dll. 

2) Kata ulang sebagian: membaca-baca, tulis-menulis, membuka-buka, dll. 

3) Kata ulang berimbuhan: buah-buahan, rumah-rumahan, kebaratbaratan, dll. 

4) Kata ulang berubah bunyi/ dwilingga salin suara: bolak-balik, sayur-mayur, mondar-mandir, dll. 

5) Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan sebagian atau seluruh suku awal sebuah kata. Contoh: tamu menjadi tetamu, laki menjadi lelaki, dll. 

6) Kata ulang fonologis adalah pengulangan unsur fonologis, seperti fonem, suku kata, atau bagian kata yang tidak ditandai oleh perubahan makna. Contoh: lelaki, pipi, kupu-kupu. 

7) Kata ulang idiomatis adalah reduplikasi yang maknanya tidak dapat dijabarkan dari bentuk yang diulang. Contoh: mata-mata artinya detektif, tidak ada hubungannya dengan mata

8) Kata ulang morfologis adalah pengulangan morfem yang menghasilkan kata. Contoh: rumah-rumah, mengobar-ngobarkan. 

9) Kata ulang sintaksis adalah pengulangan morfem karena tuntutan kaidah sintaksis, seperti pembentukan keterangan. Contoh: jauh-jauh, didatanginya= walaupun jauh, didatanginya


Kategorisasi Kata 

Perkembangan dan pertambahan kosakata dalam bahasa Indonesia sangat pesat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kosakata adalah perbendaharaan kata. Artinya, kosakata adalah kumpulan beragam kata dalam bahasa Indonesia. Kata dirujuk sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Satuan bahasa itu dapat berupa morfem bebas atau morfem terikat. Dalam kajian morfologi, kata merupakan satuan terbesar dalam unit analisis, sedangkan dalam kajian sintaksis, kata merupakan satuan analisis terkecil. Kata memiliki kedudukan sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan dalam suatu kalimat. Perhatikan kalimat berikut! 

Ayu membeli sepatu 

subjek predikat objek


    Pada kalimat tersebut, posisi sepatu hanya dapat diisi oleh kata yang memiliki kelas kata yang sama dengan sepatu. Demikian halnya, dengan fungsi subjek dan predikat yang hanya dapat diisi oleh kata sejenis. Oleh karena itu, dalam ranah sintaksis, kata dibagi menjadi beberapa kategorisasi atau kelas. Berdasarkan deskripsi sintaksis, kata dikategorisasi menjadi sembilan, yaitu: 1) verba, 2) nomina, 3) adjektiva, 4) numeralia, 5) adverbia, 6) preposisi, 7) konjungsi, 8) pronomina, dan 9) kata tugas. 

1. Verba Kata 

verba merupakan kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses atau keadaan. Verba disebut juga kata kerja. Ciri-ciri verba dapat diketahui dengan mengamati 1) perilaku semantis, 2) perilaku sintaksis, dan 3) bentuk morfologisnya. Secara umum, Alwi dkk (2010: 91) verba dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri berikut. a) Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat. Contoh: 1) Pencuri itu lari. 2) Anak itu menangis tersedu. 3) Dia memukul bola tenis. 

2. Nomina Kata

nomina sering disebut kata benda. Secara umum, Alwi dkk (2010: 221) nomina dapat diidentifikasi dengan ciri-ciri berikut. a) Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap. b) Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya adalah bukan.


3. Adjektiva Alwi, dkk (2010: 177) mengungkapkan 

adjektiva adalah kata yang berfungsi memberikan keterangan khusus untuk nomina dalam kalimat. Adjektiva adalah kata sifat atau keadaan yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang, dalam hal ini kategori nomina. Secara morfologis, adjektiva ditandai dengan morfem –er, -if, -i, misalnya pada kata honorer, aditif, dan alami. Adjektiva terdiri atas dua macam yaitu adjektiva predikatif dan adjektiva atribut. a) Adjektiva predikatif adalah adjektiva yang dapat menempati posisi predikat dalam klausa, misalnya mahal. 


. Adverbia Alwi, dkk (2010: 221) mengungkapkan 

adverbia atau kata keterangan merupakan kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lain. Berdasarkan perilaku semantisnya, adverbia terbagi menjadi berikut ini. a) Adverbia kualitatif yaitu menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Contoh kata adverbia kualitatif yaitu paling, sangat, lebih, kurang.


Preposisi 

Kategori ini merupakan kata penunjuk arah atau tempat. Secara sintaksis, preposisi digunakan di depan kategori lain, terutama nomina. Jika berada di depan nomina preposisi membentuk frase eksosentris. Contoh: di, kepada, buat, bagi, antara, atas, ke, dari sekian. Terdapat tiga jenis preposisi, yaitu sebagai berikut. a) Preposisi dasar yang sebagai preposisi tidak dapat mengalami proses morfologis. b) Preposisi turunan terbagi atas gabungan preposisi dan preposisi, kemudian gabungan preposisi dan nonpreposisi. Perhatikan contoh berikut! Gabungan preposisi+preposisi Hasan berjualan kue dari gang ke gang


6. Konjungsi Konjungsi merupakan kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotasis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Berdasarkan posisinya, konjungsi terdiri sebagai berikut. a) Konjungsi intrakalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan satuansatuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa. b) Konjungsi ekstrakalimat terbagi atas konjungsi intratekstual dan konjungsi ekstratektual. Berdasarkan mak


7. Pronomina Pronomina merupakan kata yang dipakai untukm mengacu pada nomina lain. Jenis – jenis prnomina sebagai berikut. a) Pronomina persona, seperti saya, engkau, dia, mereka, -nya. b) Pronomina penunjuk, seperti ini, itu, sini, situ, sana. c) Pronomina penanya, seperti apa, siapa, mana


8. Kata Tugas Kata tugas merupakan istilah bagi kelas kata yang tidak termasuk kelas kata verba, nomina, adjektiva, dan numeralia. Kata tugas terdiri sebagai berikut. a) Interjeksi adalah kategori yang bertugas mengungkap perasaan pembicara



Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRUKTUR IKLAN

Bill Gates – cerita inspiratif 4 (kegiatan Literasi)

BAB 2 kelas 8. PENGERTIAN IKLAN , POSTER, dan SLOGAN